Jumat, 16 Maret 2018

Seni Dhowo: Bisnis Kerajinan Hias Yang Sukses Dari Perjalanan ke Pasar Eropa


Seni Dhowo: Bisnis Kerajinan Hias Yang Sukses Dari Perjalanan ke Pasar Eropa

Saat ini Dhowo Art sendiri telah memasarkan produknya ke berbagai negara di Asia, Eropa dan Timur Tengah. Pembeli dari luar negeri adalah
pesanan normal sekitar 200 komponen menjadi 600 unit produk dikombinasikan dengan produksi teman UKM tambahan.
Untuk memenuhi permintaan yang datang, perusahaan ini sekarang memiliki dua ruang pamer di Nitikan, Umbul Harjo, Yogyakarta untuk kegiatan produksi dan
satu lagi di Jl Gejayan, Yogyakarta yang dipekerjakan sebagai lokasi pameran dan berfungsi beli. Kedua showroom ini berada
gudang bersenjata menyimpan inventaris dan memenuhi pembelian dalam jumlah banyak. Usaha Seni Dhowo Pertama Pria 38 tahun ini
mencoba berbagai metode dan iklan #startegi. Diantara strategi yang menjadi andalan itulah yang menjadi pameran.
Ya, tampilan yang disediakan oleh pemerintah daerah kota dimanfaatkan oleh Yully untuk mempromosikan produk kreasi Seni Dhowo. Ini
Teknik terbukti sangat sukses karena aksi Yully mengikuti pameran kerajinan, produknya bisa diketahui dan
dipasarkan dengan cepat dan luas. Di awal usaha kecilnya, Yully mengaku produk buatannya ditolak
banyak galeri di jakarta. Dia juga sempat membuat konsumen yang tidak kooperatif karena pembayaran yang sulit dikumpulkan
Penghasilan perusahaan Yully yang ditunda. Lampu produk Dhowo Art tidak berbentuk seperti lampu pada umumnya, tapi a
bentuk, ukuran dan warna yang unik dan berbeda dari lampu pada umumnya. Lampshades dan kaki dian adalah beberapa Dhowo Art
Produk pencahayaan dekoratif yang memiliki desain unik dan inovatif. Seiring dengan lampu dekoratif, Arti Dhowo juga
memproduksi kerajinan lain seperti meja, kursi, cermin dan lampu rumah bersama dengan bahan baku yang berasal dari alam seperti
rotan, bambu, atau kayu walnut. Bahan alami lainnya seperti kayu manis, biji kelapa sawit dan juga yang dia gunakan sebagai aksesori
untuk menghias produk buatannya. Harga jual barang dagangan Dhowo Art ke konsumen berkisar antara Rp 150.000 sampai Rp 1,5 juta
setiap unit, tergantung dari bahan baku dan dimensi serta kesulitan dalam membuat produk. Jika pintu tertutup pintu lain
akan buka. Itulah satu hal yang bisa kita ambil dari Yully Widianto, seorang pembuat lampu Yogyakarta dengan Seni Dhowo. Seni Dhowo pernah ada
Bisnis Yully di bidang hias pencahayaan kerajinan dekoratif yang berhasil sampai ke pasar Eropa. Mulai dari
Kondisi Kepepet Hadir Seni Dhowo Karena suksesnya periklanan dan pemasarannya, produk Dhowo Art ini
kemudian dikenal luas dan diminati oleh perusahaan seperti restoran, kafe dan apartemen dan hotel untuk penerangan selain
mendekorasi kamar Juga baca: Rose Art Shop, Gunakan Rumput Liar Menjadi Miliaran Pameran Seni Juta Dhowo Art Penutupan
Dari kesempatan belajar itulah yang kemudian disertai dengan situasi kepepet maka mendorong Yully memilih untuk menguji keberuntungannya di
dunia bisnis Sejak ia dinyanyikan dalam perancangan karya seni, pada tahun 1998 Yully membuka karya seni dalam industri Dhowo Art itu
memberikan lampu dekorasi yang unik untuk di dalam dan luar. Tak pelak lagi, terjun Yully ke dunia perusahaan terjadi karena a
faktor kesedihan. Urutan khas Dhowo Art sangat ringan dari pelanggannya mencapai 300 komponen hingga 500 unit per bulan.
Evolusi perusahaan kerajinan ini lazim saat pertumbuhannya menembus industri asing. Mulai dari keterlibatan
Dari Yully dalam pameran di Dubai yang dikoordinasikan oleh pihak berwenang, tidak warp item barang Dhowo Art dalam permintaan luar biasa oleh internasional
pembeli. Dengan dukungan delapan pekerja, dalam 1 bulan Yully mampu memproduksi 300 komponen hingga 500 unit lampu. Jika ada
Sama sekali tidak memesan, biasanya Yully membuat dua komponen lampu dengan model identik seperti stock untuk display di showroom.
Tak mengherankan, saat ini Yully telah berada dalam posisi untuk meraup omzet hingga Rp 100 juta perbulan dari kerajinan ini.
bisnis. Meski banyak tantangan dan permasalahan Yully tidak putus asa. Agar produknya tetap menarik
pasar, Yully rajin berinovasi item dengan mencampur model lama dengan model sekarang yang sedang tren pada barang miliknya
kerja. Lalu jenis usaha apa yang ingin memperdalam kerajinan lukis ini? Berikut ulasannya. Dengan dana dari penjualan
dari lukisan, tabungan dan pinjaman dari perusahaan BUMN sebesar Rp 6 juta, juga Yully sudah mantap untuk membangun Dhowo
Seni dari Yogyakarta. Ibukota tersebut kemudian dimanfaatkan Yully untuk membeli bahan baku lighting lighting yang terbuat dari sand shore, batu
bubuk, dan pasir besi, bambu, jati, kayu ceri, kayu manis hingga clamshell.Baca juga: gantungan kunci akrilik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6%

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6% Seluruh pendapatan devisa Bali menurun 10,1% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mare...