Kamis, 16 November 2017

Guru Banyuresmi Mengembangkan Kerajinan Daur Ulang Limbah


Guru Banyuresmi Mengembangkan Kerajinan Daur Ulang Limbah

"Kami telah mengajukan banding ke kepala sekolah, guru dan kios tetangga untuk tidak membuang bungkus kopi, tapi mengumpulkannya dan harus
Mereka berkumpul di gedung guru. Karena untuk mendapatkan bentuk kerajinan dibutuhkan ribuan atau bahkan ratusan bungkus
header ", kata Ma'mun. Inovasi oleh ibu guru dari Kabupaten Garut Banyuresmi patut diacungi jempol.
bungkus kopi Pembungkus kopi terbuang, ajaib menjadi barang berharga dan menarik lainnya seperti dompet, tas tangan,
taplak meja, tikar, topi, keranjang, bungkus pabrik dan sebagainya. Sementara itu, Tita, yang juga anggota dewan PGRI Ranting 8,
menyatakan bahwa tindakan ini sudah sangat lama sejak sebelum menjabat, namun kekurangan bahan baku menyebabkan hal ini
Aktivitas secara signifikan kurang produktif. Ibu Tita Jelitawati, S.Pd (Blazer Hitam) didampingi rekan kerja (Ibu Neni bersama Ibu
Wanti) bersama dengan Supervisor Bina (Enduh Yayat) dan Ketua PGRI Banyuresmi mengungkapkan produk hasil kerajinan limbah olahan.
pak jawa Ma'mun juga mengharapkan agar dalam jangka panjang kemampuan ini bisa ditransmisikan ke guru lain sehingga bisa dimanfaatkan
Sebagai bahan pembelajaran di sekolah, setidaknya kita ikut dalam pengelolaan sampah yang kini menjadi masalah penting di Kabupaten Garut.
Ini juga mungkin bukan hanya paket java, tapi sampah lain seperti botol dan kaleng atau nama bisa dijadikan semacam nilai dan
kerajinan tangan yang menarik. "Karena kita hanya membuat tindakan ini untuk patah tulang pada saat istirahat baik di rumah maupun di sekolah saja, bukan
Aksi kewirausahaan yang berorientasi bisnis, "kata Tita. (PGRI Banyuresmi / AM)Baca juga: map ijazah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6%

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6% Seluruh pendapatan devisa Bali menurun 10,1% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mare...