Minggu, 19 November 2017

Karno mengatakan, dia dan amatir biasanya mendapatkan bahan gembol di pohon jati sebelumnya yang masih tetap berakar.


Karno mengatakan, dia dan amatir biasanya mendapatkan bahan gembol di pohon jati sebelumnya yang masih tetap berakar. Di jati akar di
hutan, pasar Desa Geneng dan beberapa desa lainnya di Margomulyo dan Ngraho telah berbaris sepanjang saat ini.
Ketua Asosiasi Perajin Limbah Akar Bojonegoro Yuli Winarno juga menyatakan bahwa kerajinan gembol masih menjadi luar biasa
dan menembus pasar internasional. Namun, kata Yuli, prosedur ekspornya tidak langsung dari Bojonegoro, tapi melalui
eksportir dari Semarang, Surabaya dan Bali. Bojonegoro - Produksi kerajinan tangan dari gembol terancam akibatnya
ketersediaan bahan baku. Padahal kerajinan di bahan akar pohon jati masih sangat populer dan pasaran
terbuka ke Eropa Bahan baku tersedia dari kawasan hutan di Bojonegoro, Tuban, Blora, dan unsur Ngawi dan Madiun.
"Ini melalui lembaga masyarakat hutan desa (LMDH) yang merupakan mitra Perhutani," kata Karno, yang berjanji akan memasarkan
barang dagangannya ke Sulawesi dan Kalimantan. Selain bahan baku, kata Yuli, pengolahan jati gembol sangat sederhana
Bojonegoro. Tapi, menurut dia, prosesnya bisa dibuat agar bisa memberi nilai. "Dalam jangka panjang, kami akan mengantarkan para perajin,
atau begitulah nilai art nampaknya juga, "kata Yuli." Dalam dua dekade terakhir, bahan baku Jati gembol telah berkurang, "
jelas Karno, 32, juga perajin di Desa Geneng, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro, Jawa Timur pada hari Jumat siang,
10 Oktober 2014. Desa ini dikenal dengan kerajinan kerajinan industri rumahan gembol.Baca juga: pusat plakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6%

April, Ekspor Kerajinan Bali Melonjak 60,6% Seluruh pendapatan devisa Bali menurun 10,1% dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mare...